Senin, 29 September 2008

Idul Fitri

Alhamdulillah hari kemenangan telah tiba, mudah-mudahan selama kita menjalani Ramadhan selama 1 bulan penuh itu menjadi pelajaran bagi kita. Selain itu mudah-mudahan kita bisa berubah dari masa yang lalu. Puasa kita harus seperti ulat, mengapa?
Jawabanya, karena ulat berdiam diri dalam kepongpong selama beberapa waktu, dan ternyata setelah ulat tersebut berdiam diri di dalam kepongpong maka keluar dengan menjadi hewan cantik yang memikat mata yang melihatny, yaitu menjadi kupu-kupu. Kitapun harus seperti itu. Berdiam diri dalam kepongpong, kita ibaratkan sebagai puasa kita di dunia. Hewan cantik yaitu kupu-kupu, kita ibaratkan sebagai balasan dari Allah SWT dan kita menjadi suci kembali laksana bayi yang baru lahir.
Tapi kenapa banyak orang yang ternyata malah sebaliknya, kita lihat tradisi "ngabuburit" kata orang sunda, banyak disalahgunakan. Seharusnya itu digunakan untuk bertilawah, berdzikir, memperbanyak amal, tapi ini digunakan hanya untuk "ngetrke", berpacaran,dan hal-hal maksiat lainnya. Bukan hanya itu saja, pada waktu taraweh saja banyak orang yangbermaksiat, sepertiberpacaran, "gibah" membicarakan orang lain, menonton sinetron itu merupakan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi kita. Itu disebabkan karena lemahnya iman kita.
Kesimpulannya, kita azamkan untuk puasa yang akan datang (mudah-mudahan Allah memberikan kesempatan bagi kita) untuk lebih bisa mengintrospeksikan diri kita, mendekatkan diri kita kepada Allah dengan cara mengerjakan segala perintahnya serta menjauhi segala larangannnya. Amiin